Belum Tentu Kita Mampu…
Bismillah…
Disuatu majelis mendapatkan kisah menarik dari yang berkisah…
Sewaktu anak saya masih kecil saya punya teman yang anaknya kurang lebih seumuran…
Suatu ketika dihadapkan oleh anak ust kami yang lebih besar…
Dan anak ust ini badung banget… Subhanallah…
Dan teman saya ini mengkritisi anak ustad ini…
Dengan berbagai macam kritikan… Posisi saya lebih memilih diam ketimbang seperti teman saya yang mengkritisi…
Intinya adalah.. kok bisa anak seorang ustad ini bisa sampe badung seperti ini…?
Singkat cerita… sampailah anak kita berdua besar seumuran dengan anak sang ust yang dikritisi waktu itu…
Dikeadaan ini Allah takdirkan… anak teman saya yang mengkritisi ini…
Lebih badung dari anak ustad yang dikritisinya waktu lalu…
Na’udzubillahi Mindzalik…
Karena perkataan kita, kita bisa di uji…
Seakan-kan kita mengatakan kepada diri kita ini
“Yaa Allah aku lebih bisa dari dia”
cerita ust Elvin
Padahal kita gak tau keadaan sang ust disaat teman saya mengkritisinya…
Banyak hal yang kita gak lihat…
Kita hanya melihat tampaknya saja…
Dan dengan mudahnya kita mengambil kesimpulan seakan-akan kita lebih bisa dari ust ini dalam mendidik…
Dari kisah ini… saya pribadi sangat menyentuh dan bisa menjadi related dengan kehidupan sehari-hari saya…
Yang mungkin posisinya sama seperti saya
Yang sudah menyekolahkan anak-anaknya…
Tak lepas dari cerita istri perihal anak si Fulan..
Anak Bunda ini begini… kok bisa ya?
Dirumahnya padahal begini… kok bisa ya disekolahnya begini?
Wajarrlah disekolahnya begini… lawong dirumahnya begitu…
Subhanallah… kok bisa-bisanya anaknya begini, bundanya padahal santun banget… Tapi anaknya bisa super sampe begini?
Dan berbagai macam cara kita mengambil kesimpulan atas kejadian orang lain…
Seakan-akan kita paling bisa mendidik anak…
Kita paling bisa menghadapi keadaaan ini…
Kita yang paling dan paling…
Mungkin tidak tersirat dan bermaksud kita menilai diluaran sana…
Tapi terkadang kita tak tersadarkan dan syaithon masuk untuk merasuki kita mengeluarkan ucapan ini…
Padahal Rasulullah meminta kita “berkata baik atau diam”
Sudah selesai…
Gak perlu membahas mendalam tentang orang lain…
Kalaulah kita dihadapkan di keadaan orang lain tersebut
Belumlah tentu kita mampu…
Karena sejatinya yang membuat kita mampu dalam melakukan banyak hal…
Adalah karena Pertolongan Allah Ta’ala dan kebaikan Allah Ta’ala kepada kita…
Kitanya yang terkadang terlalaikan dan yang dikhawatirkan menjadi suatu hal kebiasaan….
Barakalllahufiikum…
ini nasehat untuk diri saya pribadi.. dan saya sampaikan ke istri…
Semoga kita terjaga dari sikap tercela seperti ini…
Semoga kita terus bergantung kepada Allah Ta’ala dengan memohon pertolongan agar kita terus dimampukan untuk mengemban amanah di dunia ini…
Abu Shafiy – 9 Safar 1444 H. Perjalanan ke Cilacap
mins
read